Heboh! Makhluk Ini Adalah Leluhur Manusia?


Fosil-fosil mikro yang ditemukan di China mengungkapkan makhluk itu mungkin saja merupakan leluhur pohon kehidupan. Demikian menurut para peneliti.

Tapi bentuknya sangat tidak mirip, karena bentuk makhluk dari 540 juta tahun lalu itu lebih mirip seperti makhluk laut berbentuk tas kecil. Nama ilmiah yang diberikan pun berkaitan dengan bentuk tubuh dan penampilannya yang berkeriput.

Makhluk sepanjang 1 milimeter itu menggeliat di antara lumpur dan hidup di antara timbunan pasir di dasar laut.

Fosil itu lazimnya ditemukan di tanah kering sekitar setengah miliar tahun lalu, tapi lokasi makhluk itu kemungkinan ada di lautan dangkal.

Secara biologis, Saccorhytus termasuk dalam kategori luas mahluk yang dikenal dengan deuterostom. Sekitar setengah miliar tahun lalu, mereka berkembang cepat menjadi beberapa cabang, termasuk vertebrata sebagaimana halnya manusia. Demikian juga perkembangannya menjadi bintang laut, bulu babi, dan cacing laut.

Deuterostom adalah leluhur bersama bagi banyak spesies, sehingga menciptakan jalan evolusi yang mengarah menjadi manusia jutaan tahun kemudian. Demikian menurut penelitian tersebut.

Dengan keragaman yang berasal dari satu cabang evolusi, pada awalnya para peneliti sukar membayangkan makhluk asalnya. Saccorhytus memberikan jawaban untuk pertanyaan itu, walau tidak ditemukan dengan mudah.

Untuk mencari jawabnya, para peneliti dari University of Cambridge di Inggris dan Northwest University di China membongkar tiga ton batu gamping dan hanya menemukan bercak hitam pada bebatuan. Di bawah mikroskop, barulah kelihatan gambar terinci mahluk itu.

Tubuhnya berbentuk lonjong dengan simetri secara bilateral dan ada bukti deretan otot dengan kulit yang tipis namun luwes. Tapi yang paling menarik perhatian adalah mulutnya yang sangat besar dan bisa bertambah besar sehingga mampu menelan partikel makanan dan mangsa yang lebih besar.

Saccorhytus tidak memiliki dubur, tapi ada 8 struktur seperti corong di sekujur tubuhnya dan tampak seperti insang purba yang mampu membuang kelebihan air. Tapi menurut para ilmuwan, benda-benda lain dikeluarkan lewat mulut yang besar tersebut.

Bagi para ilmuwan, temuan seperti Saccorhytus kembali mengingatkan tentang ketidakcocokan antara bukti fosil dengan gagasan tentang jam molekuler.

Simon Conway Morris dari St. John’s College di University of Cambridge, menjelaskan, "Jam molekuler menengarai bahwa asal usul kelompok utama hewan sangat mendahului waktu yang ditunjukkan oleh catatan tentang fosil."

"Salah satu kemungkinan adalah bahwa hewan-hewan paling awal itu sangat kecil, sehingga, dalam keadaan normal untuk menjadi fosil, mereka kemungkinan tidak sanggup menyintas. Dengan demikian, Saccorhytus mungkin bisa memberikan sedikit cerita tentang riwayat yang panjang dan rahasia," imbuhnya.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment